Terkadang aku merasa tidak begitu peduli namun, hatiku tidak tega akan hal itu. Ya, cukuplah diriku mengerti akan sosok yang tidak pernah aku duga dalam hidup. Seperti mimpi, tapi bukan mimpi. Seperti nyata, tapi tidak nyata. Mungkin inilah hidup yang berada dalam angan.
Matahari saja seakan tenggelam bersama tasbih, jika saja peluhku tak berangsur didalam singgasana. Membujur kaku dan termenung. Cukup! diriku akan terus mencari separuh angan yang belum terpenuhi. Semoga kelak atau secepat mungkin anganku menjadi nyata dengan adanya gelar baru. Ya, gelar terikat dijari manisku.
Saat gelar menjadi angan, diriku akan selalu berenang di laut, untuk menjadi ikan dan selalu dekat dengan batu karang. Apakah kamu tahu? Aku menantimu di pinggir laut 'tuk menanti janji yang kau ucap. Dengan selembar kata tak tertulis, aku rangkai dengan bismillah hingga akhirnya engkau tunjukkan separuhnya.
Engkau bertemu dengan kedua orang tuaku dan berkata, ingin menjadi bagian dari hidupku. Hatiku berbunga dan bermekaran, seakan mimpi itu tidak lagi menjadi angan. Perjuanganku selama ini, membuahkan hasil yang menjadi mutiara illahi. Bersinar dan berkilauan sampai menunggu waktu tepat engkau jadikanku 'tuk melengkapi hidupmu, menjadi bidadarimu, dan menjadi putri dari kedua orang tuamu.
Dengan doaku dan doamu, rangkaian kata yang dulu semoga menjadi sinar hidup menuju jalan surga. Tidak seorangpun yang dapat memisahkan dua jiwa, aku tak lagi menjadi ikan menyusuri laut. Namun, aku akan menjadi bidadari satu-satunya dihidupmu hingga akhir hayat.

Mantul kakak👍👍
BalasHapusTerima kasih kak 🙏
Hapus