Perihal Hidup

 



Kamu pernah tidak pergi jauh menghindari hiruk pikuk kota dan dunia? Berlelah-lelah menggapai puncak bumi. Lalu duduk dan menikmati keindahan dunia di atas awan ini. Mata yang terus menjelajah daratan sejauh mata memandang. Diam, menyelami luasnya alam. Aku mulai mengira-ira, di bumi belahan mana dari pandangan mataku ini sekarang kamu tinggal? 

Ketahuilah, aku sekarang sudah setinggi ini. Tapi menggapaimu masih terasa mustahil.

Memori berdesakan memikirkan banyak hal, menolak lupa, berebut untuk bernostalgia. . Duniaku kembali ke saat aku bertemu denganmu.

Aku mulai bergumam dalam hati, “kamu, bagaimana kabarnya?”, “apakah sudah bahagia?”, “apakah sudah kau temukan yang dulu kau cari?”, “aku yang dulu pernah jadi cerita masa lalu dalam hidupmu, apakah sudah kau lupakan?”

Ah, untuk pertanyaan terakhir, itu tak penting. Pernah satu panggung dalam drama kehidupanmu saja sudah menyenangkan, meski akhirnya hanya menjadi kenangan. Hehe 

Dan jujur saja, ada setitik kebahagiaan karena jarak memisahkanku denganmu. Aku jadi bertemu banyak teman baru. Mengalami cerita-cerita seru dalam hidup. Aku jadi lebih menghargai kesendirian. Dan mulai berhati-hati saat berbicara dan bertemu dengan kawan. Aku jadi lebih banyak tahu tentang hidup. Meski itu belum sepenuhnya membuatku dewasa. 

Akhir-akhir ini aku jadi mudah bersyukur. Banyak anugrah dalam hidup yang ku miliki yang kadang tak ku sadari. Aku jadi tahu, dalam hidup mungkin aku bisa mengejar banyak hal yang belum aku miliki, tapi jika tak hati-hati, aku justru bisa saja kehilangan banyak hal yang sudah aku genggam.

Yah, sekarang aku tak ingin terlalu keras pada diriku sendiri. 

Komentar