Aku kembali menulis perihal rindu, hai tuan, apa kabar mu? Kau tahu, kesunyian ini menenggelamkanku dalam ruang rindu yang kuciptakan sendiri, harus bagaimana aku menggambarkannya? Rindu ini membuatku lelah, berusaha menghilangkannya tapi nyatanya aku gagal. Aku menutup mata berharap ini segera berakhir namun hari esok masih ada dan itu akan terus berlanjut, bagaimana bisa kau membuatku terus mengingatmu di setiap waktu?
Psikotropika. Lihat tuan, julukan itu sangat pantas untukmu. Kau itu candu yang lambat-laun membuatku berhalusinasi saat rindu merasuki tubuhku hingga aku bahkan tidak lagi peduli dengan kesunyian malam yang kian erat memelukku, karena saat ini yang mengambil alih pikiranku adalah dirimu.
Tuan, ayo duduk lagi di sampingku dan berbagi cerita dengan di temani segelas cappucino bukan lagi sekedar secawan rindu yang tumpah ruah tak menentu. Apa mungkin aku hanya harus menutup mata lagi agar bisa melihatmu dalam memori usang yang telah lama tersimpan di kepalaku? Sepertinya memang begitu bukan?haha.
Tuan, jika nanti kau juga merindukanku, aku bersedia menemanimu bercerita seperti yang sering kita lakukan dulu. Jadi untuk sekarang biarkan aku saja yang merindukanmu dalam kesunyian ini, memang lelah tapi aku sudah terbiasa. Malam sendu di temani secawan rindu yang tak berakhir temu.
Selamat malam tuan dari aku si perindu.

Komentar
Posting Komentar