Bukti Cinta

 


 Sosok laki-laki tampan dengan napas terengah-engah tiba-tiba menghampiri diriku yang sedang duduk di bangku taman.

Aku tetap bergeming, melihat ke arah sepucuk bunga dan pemberinya bergantian. 

"Intan," ucap laki-laki bernama Ilham itu, sebab aku tak kunjung meraih bunga itu.

"Kenapa tiba-tiba kamu ngasih aku bunga?" Ilham tampak tersenyum lalu mengubah posisi berdirinya dengan duduk berjongkok tepat di hadapanku.

"Aku tak bisa menahan rasa ini lebih lama lagi, Tan. Aku mencintaimu, terimalah bunga ini." Raut wajah serius benar-benar tampak dari Ilham yang kini menatapnya intens dengan bibir tersenyum sangat manis.

Intan yang terkejut sempat mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Hatinya seketika berdebar kencang, tak bisa dinafikan jika kini merasakan bunga-bunga kebahagian. Namun begitu ia sadar dari gemingnya sepersekian detik. Intan tampan menghela napas cukup dalam lalu menunduk. 

Ilham yang menunggu jawaban Intan turut bergeming. Namun, saat gadis itu tak kunjung menerima bunga dari tangannya ia pun bertanya, "Kamu nolak aku, Tan? Kukira sikap kamu selama ini menunjukkan rasa yang sama dengan apa yang aku rasakan." Laki-laki itu tampak kecewa, ia bangkit dari posisi jongkoknya lalu dengan langkah lunglai ikut duduk di sebelah Intan.

"Aku tak butuh setangkai Mawar untuk membuktikan ungkapan cintamu. Tapi ... aku hanya butuh kamu lamar untuk membuktikan keseriusan cintamu." Setelah mengucapkan kalimat ini, Intan langsung bangkit meninggalkan Ilham. Sama sekali tak pedulikan Ilham yang sempat terpaku dan berteriak kesenangan setelahnya. 




Akhwatul Iffah


Komentar