Deviasi Hati

 


“Apalah arti pertemuan, jika sebenarnya yang berseberangan adalah keyakinan”

 

Betapa kini kusadari, bahwa dulu, sering kali aku menduga-duga. Atas rasa yang hingga kini tak kutemukan jua titik terangnya. Mencari jawaban di ruang kepala, aku hanya bersua andai yang sia-sia. Menerka bahagia yang sebenarnya adalah fatamorgana. Aku hanya tidak mengerti, ternyata memahamimu sesulit ini. Sungguh sampai kini, posisimu tak akan pernah terganti; meski kau sudah berkekasih (lagi).

Malam panjang adalah sebuah penantianku untuk mendengar keluhmu. Walau hampir tiap malam, pembahasan serupa kerap kali kauceritakan. Aku tak akan bosan, lebih tepatnya aku tidak akan pernah merasa bosan. Meski pada cerita yang kesekian, perihalku sekali pun tak pernah kaupertanyakan.

    Tentu saja ini bukan salah Tuhan. Apalagi harus menyalahkan pertemanan. Salahku yang membiarkan rasa itu berjalan tanpa haluan.



***
to be continued

Sulit Air, 28 Juli 2021

Komentar