![]() |
| Doc. by Achmad Khafid. |
Aku tak tahu apa itu luka. Sebatas kecewa dan pergi yang aku lakukan saat
tahu bahwa kenyataan tak sesuai dengan harapan. Meskipun aku tahu, bertahan itu
melelahkan. Amat penat jika dibayangkan. Walaupun tahu lari dari kenyataan
tidaklah dibenarkan. Namun aku sadar, berdiam hanyalah menjadikanku seorang
pecundang dan bukan pejuang.
Orang-orang mengenalku sebagai pendiam, terkadang tertawa tanpa alasan,
ataupun menangis tanpa aba-aba. Hem, kuakui semua itu sunguh mengherankan. Namun
bagiku, hal itu adalah hiburan tersendiri yang tak pernah sanggup dilakukan
manusia mana pun.
Mereka menyebutku diam-diam menghanyutkan, tetapi yang aku tahu hanyalah berbuat
semauku. Tanpa menyakiti dan disakiti. Tanpa mengkhianati dan berharap
dikhianati. Ya, itu saja. Walau setiap saat ada seonggok rasa yang selalu
kukhawatirkan keberadaannya. Benci, kecewa, rapuh, tak puas, berburuk sangka. Namun
apalah daya, aku hanya manusia, yang cukup dengan doa dan ikhtiar aku bisa bernapas
lega. Selebihnya, biarlah orang berkata apa. Toh, ada Tuhan yang akan
menentukan apa dan bagaimana.
Lalu pada saat yang tepat aku akan berkata, inilah janji Tuhanku. Aku pantas
mendapatkannya karena memang ada titik di mana aku harus jatuh, bangkit, dan berjuang
lebih keras lagi sampai Tuhan bilang, cukup, Nak.
Hanya itu, yah. Tujuan terbesar dalam hidupku tak lain dan tak bukan adalah
mendapat jawaban cukup, lalu beristirahat dengan kedamaian abadi.
Kediri, 8/7/21 20:10

Komentar
Posting Komentar